Rabu, 04 Maret 2009

Strategi Politik

Menurut Arnold Steinberg, strategi adalah rencana untuk tindakan. Penyusunan dan pelaksanaan strategi mempengaruhin sukses atau gagalnya strategi pada akhirnya. Menurut Carl Von Clausewitz, perbedaan antara taktik dan strategi adalah sebagai berikut : “taktik adalah seni menggunakan kekuatan bersenjata dalam pertempuran untuk memenangkan pertempuran unuk memenangkan peperangan dan bertujuan mencapai perdamaian. Rencana jangka tersebut disebut dengan strategi. Dalam strategi ini tujuan-tujuan jangka pendek dicapai melalui taktik. Namun tanpa strategi, taktik ini tidak ada gunanya.
Menurut David Horowitz, Art Of Political War memiliki enam prinsip berikut :
1. Politik adalah perang dengan peralatan lain
2. Politik adalah perang merebutkan posisi
3. Dalam politik yang menang biasanya adalah sang agresor
4. Posisi didefenisikan dengan kekuatan dan harapan
5. Senjata politik adalah simbol ketakutan dan harapan
6. kemenangan selalu berada di pihak rakyat
Manajemen politik adalah sebuah seni dan keterampilan tentang perebutan kekuasaan dan alatnya bukanlah mainan anak-anak, dan instrumennya yang disebut dengan ketakutan dan harapan bisa berupa senjata tajam.
Dalam merumuskan strategi, Sun Tzu menjelaskan bahwa dalam pemilihan strategi harus ada hal-hal tertentu yang diprioritaskan, selanjutnya ia berpendapat bentuk yang lain dalam memimpin perang adalah menyerang strategi lawan, kemudian yang terbaik berikutnya adalah menghancurkan aliansi lawan, berikutnya adalah menyerang tentara lawan, sedangkan yang paling buruk adalah menduduki kota-kota yang dibentengi lawan. Untuk dapat menyerang lawan, maka strategi lawan tersebut harus dapat dikenali terlebih dahulu. Oleh karena itu pengenalan atas pihka lawan sangatlah penting. Jika tidak, kita tidak akan dapat mengenali lawan. Penyerangan strategi lawan berarti secara terus menerus mengganggu jalannya pelaksanaan strategi lawan, sehingga lawan tidak bisa merealisasikan strateginya. Dalam sepak bola hal ini dikenal dengan istilah gangguan dini yang menyebabkan pola permainan tidak dapat dibangun.
Strategi ofensif selalu dibutuhkan, misalnya apabila partai ingin meningkatkan jumlah pemilihnya atau apabila pihak ekselutif ingin mengimplementasikan sebuah proyek. Dalam kedua kasus tersebut harus ada lebih banyhak orang yang memiliki pandangan positif terhadap partai atau proyek tersebut, sehingga kampanye dapat berhasil.
Yang termasuk strategi ofensif adalah strategi memperlua pasar dan strategi menembus pasar. Pada dasarnya, semua strategi ofensif yang diteapkan saat kampanye pemilu harus menampilkan perbedaan yang jelas dan menarik antara kita dan partai-partai pesaing yang ingin kita ambil alih pemilihnya. Ddalam strategi ofensif yang digunakan untuk mengimplementasikan politik yang harus dijual atau ditampilkan adalah perbedaan terhadap keadaan yang berlaku saat itu serta keuntungan-leuntungan yang dapat diharapkan daripadanya.
Strategi defensif menurut Peter Schroder akan muncul ke permukaan, misalnya apabila partai pemerintah atau koalisi pemerintahan yang terdiri atas beberapa partai ingin mempertahankan mayoritasnya atau apabila pangsa pasar ingin dipertahankan. Selain itu strategi defensif juga dapat muncul pabila sebuah pasar tidak akan dipertahankan lebih lanjut atau ingin ditutup, dan penutupan pasar ini diharapkan membawa keuntungan sebanyak keuntungan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar